Kagama Farmasi & Fakultas Farmasi UGM | Webinar : Jalan Panjang Legalisasi Ganja Medis



Fakultas Farmasi dan Kagama Farmasi Universitas Gadjah Mada mempersembahkan Sebinar “Jalan Panjang Legalitas Ganja …

13 Comments

  1. Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roji’uun, Sugeng Tindak Prof.. Satu satunya Dosen yang saya Tunggu-tunggu kedatangannya untuk mengajar di Kelas.. Matur Nuwun Ilmunya Prof. In Syaa Allah Husnul Khotimah.

  2. Zat THC yang disebut-sebut sebagai zat psikoaktif pada ganja dan selama ini menjadi momok menakutkan bagi yang belum pernah memakai ganja itu bukan zat psikoaktif apalagi adiktif, efek psikoaktif hanya terjadi waktu pertama sampai ketiga kali pemakaian. Itulah yang disebut euphoria (high) kadang bisa halusinasi, paranoid dan efek mental, itu semua tergantung dari suasana hati pada saat pemakianya, dan setelah pemakaian yg kesekian kalinya otak mulai mampu beradaptasi dan mengkontrol efek high tadi sehingga yang tersisa hanya membuat pengkonsumsinya menjadi lebih relax dan tenang, tanpa ada halusinasi, paranoid atau efek mental sperti yang dirasa waktu mengkonsumsi pertama kali.
    Dan THC pd ganja tidak pernah sekalipun membuat pemakainya ketergantungan adiksi atau sakau, sakit, mengigil, ngilu2 atau apapun itu yang membuat para pemakainya menderita bila tidak mengkonsumsi ganja pada waktu tertentu atau pd rentan waktu tertentu. Untuk itu saya memilih menyebut ganja tidak memiliki zat psikoaktif, karena dengan atau ganja sekalipun tidak mempengaruhi system psikoaktif saya.
    Ganja tidak akan menyebabkan overdosis atau kematian bila mengkonsumsi secara berlebihan. Bahkan tidak kalah dengan CBD, THC jg dapat digunakan untuk pengobatan penyakit2 kronis seperti cancer, diabetes, hipertensi, stroke, penyakit yg berhubungan dengan sistem syaraf, pereda rasa nyeri, anti inflamasi, epilepsi, pereda rasa mual, membantu perkembangan otak, antioksidan, membantu regenerasi sel dan otot dan banyak manfaat lainnya.
    Tidak seperti narkoba sintetis seperti sabu, putaw, ekstasi dll yg memiliki psikoaktif adkitif yang sangat tinggi membuat ketergantungan, sakau, sakit, menggigil, nguli2 bila pemakai tidak dapat barang, atau kurang dosis pemakainnya dan dapat mempengaruhi system psikoaktif pemakai bila tidak mendapat asupan barang, bahkan bisa menyebabkan overdosis dan kematian.

    Saya pemakai aktif ganja selama 16 tahun belakangan sudah membuktikannya, sampai sekarang malah lebih sehat jasmani rohani, bisa berkarya, bekerja mencari rezeki halal utk kehidupan sehari2 saya.

    Jangan membuat asumsi seolah mengerti betul tentang ganja padahal belum pernah memakai atau belum pernah melakukan kajian ilmiah terhadap ganja sebelumnya.

    Ada baiknya datangkan narasumber pemakai ganja agar lebih mendapatkan informasi yg berimbang & akurat terkait efek ganja pada kehidupan pemakainya.

    Percayalah mereka yg mengharamkan ganja punya agenda besar dibaliknya, mereka tidak mau kita masyarakat Indonesia menjadi lebih pintar, mereka tidak mau Indonesia bersatu, tidak mau masyarakat kita lebih peduli terhadap sesama dan lingkungan, karena efek terbaik ganja adalah menjadikan manusia lebih humanis, lebih peduli terhadap sesama dan lingkungan sekitar.
    Makanya selama ini sumberdaya dan alam kita terus di keruk dan di ekploitasi oleh pihak luar tanpa kita memiliki rasa kepedulian sedikitpun terhadapnya.
    Jangan mau di bodohi terus saudara2ku.

    Buka matamu, buka hatimu, buka wawasanmu.

    Salam kemanusiaan

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*